You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Dua Sejoli (Kau Sahabatku, Kau Kekasihku) Part 1

Irfan dan Ines adalah sahabat akrab. Mereka bersahabat sejak kecil, karena memang kedua orangtuanya juga bersahabat. Rumah mereka saling berhadapan. TK, SD, SMP dan bahkan SMA pun mereka selalu satu sekolahan. Mereka terlihat seperti seorang kakak dan adik, meskipun usianya sebaya. Kini mereka telah menjadi remaja ABG. Namun keakraban mereka tetap terjaga. Bila ada tugas atau masalah selalu mereka pecahkan bersama. Pokoknya jika ada Irfan maka Ines pasti juga ada, dua sejoli gitu.

Hari ini di sekolah mereka sedikit berbeda, bukannya ada razia atau lainnya tapi ada seorang gadis super cantik. Dia murid pindahan dan baru masuk hari ini. Namanya Luna, hampir setiap anak laki-laki membicarakannya karena dia cantik dan tak bisa dibayangkan lagi deh, pokoknya sip lah. Setiap kali si cewek melewati kerumunan anak-anak cowok langsung bersiul-siul. Saat itu juga Irfan berpapasan dengannya. Hati Irfan pun seperti terasa beda melihat cewek yang satu ini. Dirinya seperti baru terhembus angin segar. Ketika ia manatapnya, mukanya jadi tersipu malu dan pipinya jadi merah merona begitu pula si cewek, Luna. Tatap matamu bagai busur panah, yang kau lepaskan ke jantung hatiku… mungkin seperti itu yang sedang mereka pikirkan.

“ Siapa sih dia sepertinya aku belum pernah melihatnya ”, tanya Irfan kepada teman laki-laki disampingnya.

“ Dia itu murid pindahan, kalau tidak salah namanya Luna kata anak-anak tadi ”, jawabnya.

“ Dia cantik sekali, ya, beda dengan cewek lain ”, kata Irfan.

Waktu di rumah, wajah Luna selalu terbayang di benak Irfan. Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi. Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini. Bukan rahasia, bila aku, menginginkanmu setengah mati. Bukan rahasia bila aku, menunggu kamu sampai kau mau, bukan rahasia. Sepertinya ia sedang jatuh cinta kali ini. Lalu ia menelpon Ines, sahabat karibnya, untuk menceritakan atau sekedar curhat tentang hal tersebut yang selalu merasuki pikirannya. Kemudian Ines datang ke rumah Irfan dan ia menceritakan segala yang dialaminya saat ini. Selesai mendengarkan cerita sahabatnya Ines berpesan kepada Irfan supaya jangan larut dulu dalam cinta tetapi selidiki dulu asal-usul gadis tersebut. Irfan pun minta petunjuk dan saran dari Ines. “ Yang penting selidiki dulu asal-usulnya jangan buru-buru cinta siapa tahu ia bagaimana gitu ”, kata Ines mengingatkan.

Dihari berikutnya Irfan mencoba mendekati Luna, pada waktu jam istirahat pertama ia mengajak Luna ke kantin sekolah dan mereka asyik mengobrol. Sebagai tindak lanjutnya ia mengajaknya jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat hiburan menarik lainnya. Setelah kurang lebih dua minggu mereka jalan bersama, Irfan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasannya kepada Luna yang sempat ia pendam sampai saat ini. Kini tiba waktuku, untuk puitiskan sayang, untuk katakana cinta. Jadikanlah aku pacarmu, ‘kan kubingkai s’lalu indahmu. Jadikanlah aku pacarmu, iringilah kisahku. Dan akhirnya mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih.

Hari-hari dilewati Irfan bersama Luna hanya untuk berdua pacaran bersama. Jalan -jalan ke mall atau tempat-tempat hiburan mereka selalu bersama. Tanpa disadari ternya Irfan telah melupakan sahabatnya yang selama ini selalu mengisi kehidupan sehari- harinya. Sejak jadian dengan Luna, ia belum pernah jalan bersama atau mengerjakan tugas sekolah bersama lagi, paling-paling hanya sms lewat handphonenya.

Kini semua berubah total, dulu jika ada Irfan pasti ada Ines kini sudah tidak lagi. Hati Ines menjadi gelisah selalu memikirkan Irfan yang tak pernah menjumpainya. Sepertinya Ines sedang mengalami sakit yang dinamakan cinta. Perasaannya tidak lain kepada sahabat karibnya, Irfan. Saat ini ia hanya menyimpan perasaannya dalam hati dan membiarkan Irfan sibuk berpacaran dengan Luna.

Pada suatu hari di sebuah cafe, Ines dan teman-temannya melihat Luna bersama seorang pria yang tidak mereka kenal. Mereka berdua kelihatan mesra sekali sambil mendengarkan lagu yang dibawakan oleh penyanyi di cafe tersebut. Melihat kejadian tersebut, Ines segera menghubungi Irfan. Ia menjelaskan semua yang di lihatnya bersama teman-temannya. Awalnya Irfan tidak percaya lalu ia segera ke cafe tersebut untuk membuktikannya langsung.

Bersambung ke part 2...

No comments:

 

Search

Populer

Clustrmaps

Pengunjung

Powered by Blogger.