You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Apakah Cinta Itu ?

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Cinta memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak. Hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusia yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara, manusia dengan Tuhannya, sehingga manusia menyembah Tuhan dnegan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Dalam Islam, cinta diakui sebagai bagian dari kehidupan manusia yang mesti diatur. Bila tidak, maka manusia akan binasa. Hubungan pria atau wanita diatur atas asas ketakwaan terhadap Allah. Standar perbuatannya halal atau haram, bukan suka atau tidak suka.
Cinta tidaka dapat didefinisikan secara pasti seperti hukum Newton. Tapi secara global, cinta dapat dianalogikan dengan setia atau loyal. Orang yang mencintai sesuatu maka dia akan setia kepada yang dicintainya, selalu memikirkannya dan mengingat di dalam hatinya.
Banyak sekali versi cinta di dunia ini. Jika seseorang pergi pagi, pulang malam tanpa memperdulikan rasa letih hanya untuk mendapatkan harta benda dunia. Berarti orang itu cinta akan harta. Seorang anak rela meninggalkan kepentingan pribadinya demi mengurus orang tuanya yang sakit. Berarti anak itu mencintai orang tuanya. Kita boleh mencintai apa saja, tap jangan berlebihan. Rasulullah pernah memperingatkan:
“Barang siapa berlebihan dalam mencintai sesuatu, maka ia akan menjadi budaknya”.
Berbicara soal cinta selalu menarik, kita tidak perlu heran kalau film-film seputar kisah cinta banyak penontonnya. Film Titanic yang dibintangi Leonardo de Caprio dan Kate Winslet begitu heboh. Sleepless in Seatle¬-nya Tom Hanks dan Megryan begitu romantis untuk diceritakan. Juga tidak ketinggalan kisah-kisah cinta film dan sinetron lokal dengan alris. Film-film remaja saat ini sarat dengan tema cinta, sebut saja serial Dawson’s Creek, Beverly Hills 90210, atau film layar lebar keluarag 20th century fox garapan sutradadara John Schultz, Drive Me Crazy, tentu temany atetap cinta.
Meski ada yang berkata cinta memang membuat hidup lebih berarti, tetapi jangan susah. Sebagai seorang muslim kita tidak dapat berbuat seenaknya. Kita terikat dengan aturan main dalam Islam. Bagaimanapun juga kita terikat denga hukum ‘syara, termasuk dalam maslaah cinta. Ada rambu-rambu yang terkait dengan hubungan cinta.
Meskipun cinta dapat membuat hidup bertambah asyik. Bukan berarti cinta dapat menjadi dewa, segalanya hanya untuk cinta dan demi cinta. Walau bagaimana pun, sebagai seorang muslim kita harus tetap waspada agar tidak masuk dalam jurang maksiat.
Cinta harus dipahami sebagai sesuatu yang sakral. Sesuatu yang suci. Tidak dapat sembarangan. Karena cinta dan kasih sayang bukan hanya untuk dilampiaskan dalam gelimang kebebasan yang tidak bertanggung jawab dan penuh dosa. Setiap orang akan memiliki cinta, tetapi cinta bukan hanya hubungan dua insan yang berlawanan jenis. Bukan hanya sebagai hubungan sempit seperti itu, hanya dijadkan pemuas nafsu liar. Tap cinta begitu luas maknanya. Karena ia merupakan perwujudan dari naluri mempertahahankan jenis yag tentunya diberikan oleh Allah Swt.
Cinta suci adalah cinta yang memiliki tujuan suci. Dan tujuan suci adalah yang diakui oleh Islam. Termasuk rasa cinta seseorang terhadap lawan jenis dengan membangun kehidupan rumah tangga melalui proses pernikahan Islami.
Sesungguhnya Allah Swt itu indah dan mencintai keindahan. Akan tetapi keindahan lahiriah harus dibarengi dengan keindahan kepribadian dan akhlak, dan keutamaan. Artinya bahwa Allah mencintai adanay kebenaran disamping keindahan itu. Oleh karena itu, Islam tidak menolak cinta yang indah itu. Jutru Islam ingin menyempurnakan keindahan cinta dengan merawat dan memeliharanya agar tidak ternodai dengan nafsu-nafsu syaitan.
Salah satu penyebab timbulnya cinta adalah keindahan lahiriyah, wajah misalnya. Akan tetapi terwujudnya keindahan hidup seseorang tidak hanya dapat mengandalkan keindahan fisik semata. Pijakan lain kehidupan adalah kebaikan dari kebenaran. Pelanggaran terahadap syariat Allah Swt dalam hal hubungan manusia, khususnya hubungan pria dan wanita, betapa pun dengan dalih cinta suci adalah keterbukaan dalam tipu daya syaitan.
Fitrah cinta kepada lawan jenis bukan harus di bunuh, melainkan justru dikembangkan dan diuraikan untuk mencapai tujuan-tujuan luhur dan bukan kesenangan hewani.
Cinta bukan hanya sebagai hubungan antara pria dan wanit. Jika demikian adanya, cinta malah menjadi malapetaka. Banyak sudah kasus-kasus yang disebabkan mendewa-dewakan cinta, yang berakhir dengan kehancuran. Misalnya aborsi, yaitu buah dari cinta terlarang. Jauh seebelum melakukan aborsi, pelakunya pasti aktif menjalin hubungan gelap atas nama cinta, yang sebenarnya tak beda dengan binatang. Hanya saja binatang ini lebih maju, hewan saja tidak pernah membunuh anaknya sendiri. Tetapi hewan yang bernama manusia ini mau enaknya saja tidak mau anaknya.
Cinta memang sengaja di ekspos. Bahasa kasarnya, remaja memang dirangsang untuk bercinta: dikenalkan, dirangsang rasa ingin tahunya, dan akhirnya terdorong utnuk melakukannya. Fenomena yang ada di depan mata menimbulkan tanda tanya yang besar. Mengapa remaja dirangsang untuk bercinta ? Sebenarnya gagasan mengenai “Pentingya remaja bercinta” bukanlah sekedar milik orang awam dan tanpa landasan ilmiah. Banyak juga ilmuwan yang menyokong gagasan tersebut. Umumny dikaitkan dengan pertumbuhan fisik dan psikis remaja. Pada usia ini, seseorang mulai mengalami kematangan organ-organ seksualnya. Si gadis mulai mendapatkan menstruasi dan mulai muncul ciri-ciri kewanitaan. Misalnya membesarnya payudara. Si bujangan mulai mimpi basah dan tumbuh pulalah ciri-ciri kepriannya. Misalnya kumis dan jakun. Inilah yang sering disinyalir sebagai awala kematangan biologis seseorang.
Seiring dengan itu, remaja juga mulai menyadari perkembangan psikologis dalam dirinya. Sang gadis mulai menyadari kewanitaannya, ia pun mulai tertarik pada lelaki dan sebaliknya. Rasa keteratrikan pada lawan jenis ini sebenarnya merupakan dorongan yang alamiah, terjadi secara otomatis. Artinya, setiap manusia normal baik laki-laki maupun perempuan akan memiliki rasa ketertarikan. Inilah dorongan manusiawi. Dia akan melanda siapapun, tak perduli laki-laki atau perempuan, muslimah berjilbab rapi atau perempuan yang merasa modern dengan dandanan trendy.
Norma yang berlaku kini mensyahkan remaja berpasang-pasangan, berpacaran, berdua-duaan dan bercinta-cintaan. Dan inilah fenomena yang kita dapat rasakan saat ini. Padahal semestinya remaja itu tida perlu dirasung untuk bercinta, tapi justru harus diberikan tuntunan untuk mengendalikan dorongan tersebut. Remaja perlu mendapat tuntunan dan arahan agar tidak terjerembab pada pemenuhan-pemenuhan kebutuhan cinta dan mengikuti tuntunan lingkungan (pacat-pacaran).
Setiap pribadi muslim hendaknya bisa memprioritaskan mana yang seharusnya lebih dicintai. Cinta yang seharusnya menjadi prioritas utama adalah cinta kepada Allah Swt, Rasul-Nya dan jiha. Cinta kepada orang tua, anak-anak dan harta benda tidak boleh melebihi cinta kepada allah, Rasul dan jihad. Cinta harus ditempatkan sesuai hukum Allah.
Cinta kepada Allah hanya bisa tumbuh dari keyakinan tentang adanya Allah sebagai Rabb yang menciptakan dan memelihara serta sebagai Illah yang hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Artinya, jika tauhid sudah tertanam dengan kuat, maka cinta itu akan kokoh. Benih yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh dengan baik jika disiran dengan teratur dan diberi pupuk secukupnya. Begitu pula cinta kepada Allah, dia akan bersemi di dalam kalbu jika kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya, merenungkan keagungan alam ciptaan-Nya dan menginsyafi keterbatasan kita sebagai manusia.
Sebagai hamba Allah, kita patut merenung dan berfikir. Alangkah besar nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Rahmat Allah dicurahkan kepada setiap manusia tanpa batas, padahal kebanykan manusia tidak bersyukur. Manusia selalu merasa kurang, sehingga mencari karunia-Nya dengan jalan yang tidak diridhai-Nya. Tapi Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Dia tidak segera mengazab manusia walaupun kebanyakan manusia inkar. Dia memberi kesempatan seluas-luasnya untuk bertaubat. Dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman,
“Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Jika dia mendekati-Ku sedepa, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan jika dia mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekatinya dengan berlari.” (HR Bukhari)
Begitu besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Jadi tidak perlu takut cinta kita tak terbalas, karena Allah sudah berjanji bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.
Hidup ini adalah kesempatan untuk melatih dan membuktikan cinta kita kepada Allah. Cinta itu tidak bisa dicapai sekaligus, tetapi dengan bertahap. Cinta kita mungkin tidak dapat direalisasikan seperti para sufi jaman dahulu, tapi paling tidak kita haru yakin bahwa kita mencintai Allah dan menjadikan keridlaan-Nya sebagai tujuan utama. Jika rasa cinta telah tertanam, maka melaksanakan ibadah tidak terasa berat. Orang yang mencintai sesuatu maka dia akan melakukan apa saja untuk yang dicintainya. Itulah wujud dari rasa cinta. Cinta kepada Allah artinya berusaha melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, selalu berdzikir dan melakukan ibadah sunnah dengan ikhlas karena Allah semata.
Cinta juga memerlukan pengorbanan. Dalam hidup ini kita dihadapkan kepada banyak godaan dan cobaan yang dapat membuat kita tergelincir ari jalan-Nya. Namun Allah tidak akan membebani kita dengan beban yang kita tidak sanggup memikulnya. Oleh karena itu, hedaknya kita selalu berpasrah diri kepada-Nya. Jika suatu saat ada kerikil tajam yang menghalangi jalan kita, artinya kita melakukan dosa-dosa kecil, segeralah istigfar. Jika kita melakukan dosa besar, segeralah bertaubat. Kembalikan semuanya kepada Allah, anggaplah semua itu sebagai ujian cinta kita kepada-Nya.
Allah tidak membutuhkan sesuatu pun dari hamba-Nya. Kita beriman kepada Allah atau tidak, itu semua tidak ada pengaruhnya bagi Allah, justru kita yang membutuhkan Allah. Jika kita mencintai Allah maka maslahatnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda :
“Ada tiga perkara, barang siapa ketiganya berada dalam dirinya berarti ia telah merasakan manisnya iman. Yaitu hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya, hendaknya ia mencintai seseorang hanyalah karena Allah semata, dan hendaknya ia benci kembali kepada kekufuran sesudah Allah menyelamatkan dari kekufuran seakan-akan tidak mau dirinya dilemparkan ke adalam api neraka”.
Jika kita mencintai Allah maka Dia akan mencukupi segala kebutuhan kita, bisa dalam bentuk materi maupun bentuk lain, ketentraman batin misalnya. Selain itu, cinta kita kepada Allah akan menumbuhkan rasa percaya diri, membuat kita tidak berkecil hati menjalani hidup yang penuh persaingan ini. Kita akan merasa yakin bahwa Allah juga mencintai kita dan akan selalu menolong kita.

No comments:

 

Search

Populer

Clustrmaps

Pengunjung

Powered by Blogger.