You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Rendahnya Minat Baca Remaja di Indonesia


Pentingnya Membaca

Pada saat ini, remaja atau anak-anak merujuk kepada golongan manusia yang berumur antara 12 – 23 tahun. Dari sudut perkembangan itulah, maka muncul suatu periode perkembangan manusia yang disebut Periode Transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa kanak-kanak, biasanya anak-anak tersebut senang terhadap suatu buku bacaan. Akan tetapi pada sekarang ini, anak-anak justru tidak mengenal buku bacaan. Mereka lebih dikenalkan terhadap teknologi, khususnya televisi.

Hal ini tentulah menjadi sebuah masalah yang cukup besar. Karena anak-anak cenderung melupakan buku bacaan. Padahal, dengan adanya minat terhadap membaca atau mempunyai kecenderungan terhadap perilaku membaca adalah suatu hal yang dapat membuat seseorang itu mempunyai daya imajinatif yang baik. Dengan membaca buku, dapat menambah pengetahuan anak-anak dan remaja, hal itu akan sangat membantu mereka dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan kerja.

Bagi sebagian orang, membaca adalah sebuah hobi. Karena hal itu dirasa sangat diperlukan terlebih lagi untuk mengarungi era globalisasi. Dan bagi kebanyakan orang lainnya, membaca adalah hal yang sangt membosankan. Disamping hanya membuang waktu, membaca juga membuat mata cepat mengantuk.


Tiga Dari Sepuluh Orang di Indonesia Suka Membaca

Menurut ungkapan yang dijabarkan diatas, sangat relevan jika hal itu terjadi di Indonesia. Dari berjuta-juta penduduk yang tinggal di wilayah Nusantara ini, hanya sebagian kecil orang yang suka membaca.

Jika kita lihat di negara-negara maju, minat baca disana sangatlah tinggi jika dibandingkan dengan Indonesia. Dan hal itu juga mempengaruhi majunya suatu negara. Tidak seperti di Indonesia, yang keadannya sangat bertolak belakang dengan negar-negara maju tersebut.


Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Turunnya Minat Baca

1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap minat baca seseorang. Apabila dalam suatu keluarga menerapkan budaya membaca, maka anak-anak mereka nantinya juga akan melakukan hal demikian. Dan untuk selanjutnya, anak-anak tersebut akan mengerti betapa pentingnya memiliki sikap minat terhadap membaca. Namun apabila dalam lingkungan keluarga tidak atau bahkan tidak pernah menerapkan atau mendukung budaya membaca, dan si anak lebih dikenalkan dengan teknologi yang ada, maka anak tersebut tidak akan memiliki sikap minat terhadap membaca.

2. Faktor Kepribadian
Minat baca seseorang pastilah dipengaruhi oleh kepribadian diri dari diri orang tersebut. Jika dalam diri mereka tidak terdapat minat membaca, maka orang tersebut tidak akan mengerti akan pentingnya membaca. Akan tetapi, jika dalam diri mereka terdapat kesadaran akan pentingnya membaca sebagai penambah pengetahuan, maka mereka akan menerapkan budaya membaca dengan paling tidak membaca suatu buku.

3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga dapat membuat seseorang mengalami penurunan minat baca. Jika keadaan ekonomi seseorang itu menengah kebawah ataupun sedang, kebanyakan dari mereka mempunyai minat baca yang rendah. Hal itu dapat terjadi karena bagi mereka yang ekonominya lemah tersebut, menganggap bahwa membaca tidak ada gunanya dan tidak akan membuat keadaan ekonomi mereka menjadi semakin baik. Berbeda dengan seseorang yang ekonomnya menengah keatas atau mapan, sebagian dari mereka menganggap membaca adlah investasi hidup yang dapat digunakan untuk modal masa depan yang lebih baik.
Akan tetapi, tidak jarang juga kenyataan yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan. Bisa juga bagi seseorang ynag keadaan ekonominya menengah kebawah justru menganggap mereka butuh membaca untuk menambah pengetahuan mereka. Yang nantinya mereka anggap akan dapat mereka jadikan sebagai modal untuk mengubah keadaan ekonominya. Jadi mereka justru mempunyai minat baca. Sebaliknya, ada juga seseorang yang mmpunyai ekonomi menengah keatas justru tidak mempunyai minat membaca sama sekali. Sebagian dari mereka menganggap membaca tidak akan ada gunanya, karena mereka telah berada dalam kategori kelas ekonomi menengah keatas. Jadi membaca tidak diperlukan lagi.


Gambaran Budaya Membaca di Indonesia

Banyak cara untuk membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan pengetahuan. Media elektronik hiburan pun dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan membaca, agar membaca dianggap sebagai kebutuhan bagi mereka semua.

Sekolah-sekolah banyak menyediakan perpustakaan dengan sarana dan prasarana , serta suasana yang mendukung. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah mengapa sebagian besar siswa tersebut enggan untuk mengunjungi perpustakaan? Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa perpustakaan tersebut kurang diminati, jadi siswa tersebut tidak berminat untuk datang. Walaupun ada juga sebagian siswa yang datang dan berkunjung disana dan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut. Hanya saja perbandingan keduanya lebih mengarah pada yang tidak mengunjungi perpustakaan.

Seperti yang biasa kita lihat sekarang ini, siswa-siswa disekolah lebih berminat mengisi perut mereka di kantin sekolah daripada pergi ke perpustakaan sekolah. Hal seperti ini harus kita perhatikan, oleh karena itu sebagai orang tua dan guru seharusnya bisa memberi motivasi kepada anak agar tertib membaca.

Selain itu, faktor yang paling mendukung dalam mengembangkan minat baca pada siswa adalah adanya sarana dan prasarana yang lengkap, lingkungan yang mendukung baik eksternal maupun internal. Tentu saja agar anak tersebut menanamkan budaya membaca pada diri pribadinya. Yang nantinya akan membuat mereka aktif dan mandiridalam mencari informasi dan pengetahuan tanpa bertanya kepada guru atau orang yang lebih ahli. Dengan kata lain mereka dituntut untuk membaca demi mencapai masa depannya. Degan demikian, generasi yang berkualitas dapat kita raih demi kemajuan bangsa ini.

No comments:

 

Search

Populer

Clustrmaps

Pengunjung

Powered by Blogger.